Sabda berarti kata-kata atau ucapan.

Pandhita adalah orang yang arif bijaksana.

Ratu artinya pemimpin (raja atau ratu).

Pitutur bahasa Jawa yang terkenal, "Sabda pandhita ratu tan kena wola-wali" diartikan sebagai "ucapan pendeta/raja, tidak boleh diulang dan "berbudi bawalaksana" dapat berarti mempunyai sifat teguh memegang janji, setia pada janji atau secara harafiah bawalaksana dapat juga diartikan satunya kata dan perbuatan." (kawruh jowo)

Ungkapan di atas seharusnya dipegang oleh bukan hanya masyarakat Jawa tapi oleh seluruh rakyat Nuswantara yang berjiwa ksatria. Selain kata-kata, sikap ksatria juga diharapkan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia, sehingga kenyamanan dan ketentraman dapat terwujud dalam masyarakat kita seperti pada jaman kejayaan Majapahit (dan kerajaan-kerajaan sebelumnya) dulu. Kebayang ga, indahnya hidup ini kalau semua orang--dimulai dari diri kita sendiri--bersikap layaknya seorang ksatria?

image via Ringgit Wacucal

Sabda Pandhita Ratu 

Sabda means words or a saying.

Pandhita is a wise man.

Ratu means the ruler (both king or queen).

The famous Javanese proverb said, Sabda pandhita ratu tan kena wola-wali. This means, "the words of a priest/king/queen cannot be corrected"; and berbudi bawalaksana means "to be tenacious on keeping promises, loyal to the vow"; bawalaksana can literally means "the unity of words and action". 

This motto should be kept not just by Javanese but all the people of Nuswantara whose spirit of a knight. Besides the words, the chivalry behaviour also expected to be applied in the daily lives throughout Indonesia, so the convenience and peaceful life can be achieved in our society, just like it used to be in the time of Majapahit (and all the kingdoms before). Can you imagine how great this world would be, if each and everybody--and started with ourselves--has the chivalry in them?

Rahayu.