Victoria's Books & Other Writings

Kalau kamu sudah baca buku Gerbang Nuswantara, kamu pasti sudah tahu sedikit tentang Sistem Kalender Jawa (Tahun Çaka/Tahun Jawa). Yang kamu mungkin belum tahu adalah tanggal lahirmu berdasarkan tahun Çaka ini. Di Bali tanggal kelahiran ini penting untuk diketahui karena ada peringatan hari lahir (otonan atau pawetuan) yang didasarkan pada saptawara, pancawara dan wuku. Di Jawa, sistem ini disebut primbon, yang fungsinya mirip dengan zodiak atau shio, yaitu menentukan sifat/karakter manusia berdasarkan waktu kelahirannya.

Karakter berdasarkan wewaran (siklus), weton (kombinasi beberapa siklus) dan wuku (siklus 7 harian selama 30 minggu) ini berhubungan dengan sifat/kejadian dari para dewata yang bertugas menjadi pamong manusia yang lahir pada hari tersebut.

Nah, kalau kamu penasaran dengan sifat dan karaktermu berdasarkan kalender Jawa ini, kamu bisa cek babadbali.

Buku Gerbang Nuswantara versi bahasa Inggris, Gateway to Nuswantara (PBK), akan terbang ke Jerman dan hadir di Frankfurter Buchmese, tanggal 14-18 Oktober 2015 mendatang. Festival buku terbesar di dunia ini akan dihadiri oleh pecinta buku dan penerbit dari seluruh dunia dan Gateway to Nuswantara akan dipajang di sana.

Tulisan saya yang lain, NurZahra: A Grateful Ode to Nature and Culture (Afterhours Books), juga akan hadir di sana. Buku coffee table ini bertutur tentang modest fashion dan shibori-batik kontemporer yang diusung merk baju lokal NurZahra yang tengah naik daun di dunia mode internasional. Untuk kedua buku ini (dan buku lain dari Indonesia sebagai Tamu Kehormatan 2015), saya mohon doa restu dan dukungan kalian ya!

Frankfurt Book Fair 2015

Gerbang Nuswantara's English version, Gateway to Nuswantara (PBK), will depart to Germany and attend the Frankfurter Buchmese, next October 14-18, 2015. This world's biggest book fair will be visited by book lovers and publishers from around the globe and Gateway to Nuswantara will be displayed there.

My other writing, NurZahra: A Grateful Ode to Nature and Culture (Afterhours Books), will also be there. This coffee table book depicts the modest fashion and contemporary shibori-batik that carried by the local clothing brand, NurZahra. The brand is currently rising in the international fashion world. For both of these books (and for other books from Indonesia as Guest of Honour 2015), I implore for your blessings and support, please!

Rahayu.

Siapa yang sudah nonton film Jenderal Soedirman (Viva Westi, Padma Pictures) yang tayang di bioskop tanggal 27 Agustus 2015 kemarin?

Film ini mengisahkan perjuangan Jenderal Soedirman, sang panglima besar pertama yang memimpin Tentara Nasional Indonesia (TNI) antara tahun 1944-1950, di hutan medan perang selama tujuh bulan semasa jaman kemerdekaan melawan tentara Belanda. Beliau dinyatakan sebagai pemimpin perang gerilya terhebat sepanjang masa, kendati kondisi fisiknya yang terkena sakit TBC kronis.

Tapi tahukah kamu, mengapa Jenderal Soedirman bisa berjaya dalam perang walau tentara pengikutnya tidak dalam jumlah besar dan persenjataan serta perbekalan mereka tipis? Tentunya karena Jenderal besar kita dimomong oleh leluhur dan dewata, yaitu Ki Lurah Gareng, bentuk manusia dari pengejewantahan dewa bernama Sang Hyang Cakrawangsa.

Ki Lurah Gareng adalah satu dari punakawan atau pamong Nuswantara yang bertugas sebagai pembimbing dan penasehat anak bangsa yang ketitisan Wahyu Keprabon (dipilih oleh dewata untuk mempimpin bangsa) yang tengah bertugas untuk membimbing negeri matahari terbit sejak jaman Perang Sekigahara di abad ke-17 (karena itulah rambut orang Jepang yang dikuncir mirip dengan rambut Ki Lurah Gareng).

Dalam masa kemerdekaan Indonesia, Jepang membantu mendirikan Pembela Tanah Air (PETA) dan di situlah perkenalan Jenderal Soedirman dengan pihak Jepang terjadi. Kini di Kementrian Pertahanan Jepang di Tokyo didirikan patung sang jenderal setinggi 4 meter sebagai satu-satunya patung pahlawan asing yang sangat dihormati penduduk Jepang. Hal ini menjadi bukti bahwa kehebatan pahlawan kita diakui dan disegani oleh negara lain, dan bukti bahwa bangsa Nuswantara memang sebuah bangsa yang besar.

Nah, kalian sudah nonton filmnya belum? Cek trailernya di sini.

General Sudirman

Who have watched the movie of Jenderal Sudirman (Viva Westi, Padma Pictures) that played on theaters from August 27, 2015?

This movie depicts the battle story of General Sudirman, the first commander in chief who led Indonesian National Army (TNI) between 1944-1950, in the forest of war fields for seven months in the time of Indonesia's independence against the Dutch troops. He was declared as the leader of greatest guerrilla war of all time, despite his physical condition that affected with chronic tuberculosis.

But do you know why General Sudirman could prevail in the war while his troops were not in large number and their weapons and supplies were thin? Of course it was because our Great General was nurtured by the ancestors and gods, which was Ki Lurah Gareng, or the human form of a god named Sang Hyang Cakrawangsa.

Ki Lurah Gareng is one of the guidance or guardian angels of Nuswantara who serves as mentors and advisors of the person who has Wahyu Keprabon (chosen by the gods to lead the nation), who was in the middle of his duty to serve the Land of the Rising Sun since the Sekigahara War in 17th century (which was why the Japanese had their hair ponytailed that similar to Ki Lurah Gareng's hair).

In the era of Indonesia's independence, Japan helped by establishing The Homeland Defender (PETA) which introduced General Sudirman to the Japanese. Now a 4-meters high statue of The General is standing on Japanese Ministry of Defense in Tokyo and became the only foreigner's hero statue ever stands in Japan and is highly respected by Japanese. This is a proof that Indonesia's heroes are admitted and respected by other nation, and a proof that Nuswantara is indeed a great nation.

Now, have you watched the movie? Check the trailer here.

Rahayu.

Untuk kamu para penulis atau ilustrator yang ingin karyamu diterbitkan dalam format e-Book atau digital, siapkan tulisan (novel, cerpen, puisi, monolog, dll) atau komikmu dengan tema budaya Indonesia dan kirimkan ke Tantraz Comics.

Syaratnya:

Ketentuan:

Untuk karya yang disetujui, Tantraz Comics akan menghubungimu lewat email untuk proses penerbitan selanjutnya. Karya digital yang menjadi best seller di website Tantraz Comic Bali akan dicetak dalam bentuk hardcopy (buku). Kirimkan karyamu ke info@tantrazcomicbali.com atau tantrazcomics@gmail.com.

Nah, selamat berkarya dan semoga sukses ya!

Tantraz Comics Publishing 

If you are a writer or illustrator and want your work to be published in e-Book or digital format, prepare your literature (novel, short story, poem, monologue, etc) or comic with the theme of Indonesian culture and send it to Tantraz Comics.

Conditions:

Terms:

For admitted submission, Tantraz Comics will contact you via email for further publishing process. The best seller digital work at Tantraz Comic Bali website will be printed in hardcopy format (book). Send your work(s) to info@tantrazcomicbali.com atau tantrazcomics@gmail.com.

Now, have a great creating time and good luck for that!

Rahayu.