Hari Kamis, 19 November 2015 silam, Penerbit Buku Kompas mengadakan acara Kamisan "Temu Penulis & Editor" akbar pertama. Acara ini diadakan untuk menjalin keakraban antar sesama penulis serta editor, juga sebagai laporan hasil Frankfurt Book Fair yang diadakan di Jerman tanggal 14-18 Oktober 2015 lalu. Dalam acara ini dibahas pasar buku cetak yang rupanya tetap stabil di Indonesia walaupun pasar buku digital mulai marak. Keduanya punya pasar tersendiri yang malah saling mendukung, sehingga kekhawatiran penulis dan penerbit akan hadirnya buku digital bisa dihilangkan.

Acara "Temu Penulis & Editor Penerbit Buku Kompas" ini juga menjadi awal tercetusnya pembentukan grup antar penulis dan editor yang direncanakan untuk diadakan lebih intens dan berkala. Hal ini bisa dikatakan menjadi hal yang sangat positif guna lebih saling mengenal antar penulis dan karya mereka di bawah naungan penerbit yang sama, PBK. Saya kagum atas semangat kekeluargaan dan bangga bisa bergabung dengan kelompok penerbit ini. Semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang bersemangat dan berkembang dalam karya tulis!

Last Thursday, November 19, 2015, Kompas Book Publisher held its first Kamisan event, "Writers & Editors Gathering". The event was held to build intimacy between writers and editors, and also to report the result from Frankfurt Book Fair in Germany on October 14-18, 2015. In this event was discussed the printed books market that apparently stable in Indonesia although digital books market starts to bloom. Both of it have their own markets that support one another, so writers and publishers anxiety to the presence of digital books can be diminished.

This "Kompas Book Publisher' Writers & Editors Gathering" also become the beginning of group formation between writers and editors that planned to be held more intense and in regular basis. This can be said as a very positive thing to know other writers and their works under the same publisher of PBK. I admire the spirit of kinship and feel proud to join with this publisher's big family. I wish more of Indonesian can produce and develop more in writing!

Rahayu.