17 Pertiwi: 17 Perempuan Fotografer Indonesia
15:55Untuk memperingati hari kemerdekaan ke-72 NKRI kemarin, Jakarta Photographer Society (JPS) bekerja sama dengan Kota Baru Parahyangan, Darwis Triadi School of Photography, Jonas Photo, dan sejumlah komunitas fotografi lainnya untuk mengadakan pameran foto dan peluncuran buku 17 Pertiwi Indonesia, A Photography Book.
Saya dipercayakan untuk menerjemahkan teks ke dalam Bahasa Inggris dan menyunting teks dalam buku coffee table ini, dan karenanya diundang untuk hadir dalam acara tanggal 12 Agustus silam. Saya ikut bersama rombongan yang berangkat dari Darwis Triadi School of Photography hari Jumat, 11 Agustus 2017, dengan bus wisata yang membawa kami ke daerah Padalarang, Jawa Barat.
Kami menginap di hotel Mason Pine di Kota Baru Parahyangan dan mengikuti acara santai malam itu. Keesokan harinya acara peresmian pameran diadakan di Balé Paré, yang dilanjutkan dengan acara workshop fotografi bersama sang maestro, Darwis Triadi. Acara tersebut berlangsung sampai jam 5 sore, tapi saya ikut dengan rombongan para perempuan fotografer ini mencari objek di Stone Garden, sekitar 20 menit perjalanan dari Kota Baru Parahyangan. Baca lengkapnya pengalaman saya di sini.
17 Pertiwi adalah bentuk penghargaan JPS dan rekan sponsor untuk menghargai perempuan dan Ibu Pertiwi. Walau dihasilkan dari tangan (yang kebanyakan adalah) para ibu rumah tangga, hasil-hasil foto di buku ini menurut saya adalah koleksi foto tentang Indonesia terbaik yang pernah saya lihat. Sama sekali tidak menyangka, sosok lembut para perempuan ini mampu menciptakan karya dahsyat yang membuat orang yang melihat terkagum-kagum.
Bahkan Pak Soedjai Kartsasmita, ketua umum JPS, mengakui bahwa hasil karya para perempuan ini melampaui karya beliau dan rekan-rekan fotografer prianya (yang terangkum dalam buku fotografi yang saya kerjakan sebelumya: Imagination.) Ini adalah bukti, bahwa perempuan bukanlah sosok yang lemah seperti yang sering dipandang umum. Perempuan pun mampu menciptakan karya indah, setara dengan (dan bahkan kadang melampaui) para lelaki.
saya dan mbak Dina Wijns |
Sesuai abjad, 17 Pertiwi fotografer tersebut adalah:
Alphabetically, the 17 Pertiwi photographers are:
- Anges van der Logt
- Clarissa Jayakumara
- Diana L. Agustin
- Dina Andrea Wijns
- Endang Basuki
- Erytromisin Cahyaningtyas
- Flora Rikin
- Hermandari Kartowisastro
- Khalida Imanatama Nasution
- Maria Primadonna W. Kayot
- Nining Perintis
- TCT Novy
- Prima Mareti
- Sandriani Permani
- Sri Wahyuswinta
- Tantri Rukmini Dewi
- Yenni Natalia Yahya
17 Pertiwi: 17 Indonesian Women Photographers
To celebrate the commemoration of Indonesia's 72th independence day, Jakarta Photographer Society (JPS) worked together with Kota Baru Parahyangan, Darwis Triadi School of Photography, Jonas Photo, and a number of photography community to held a photography exhibition and book launching of 17 Pertiwi Indonesia, A Photography Book.
I was entrusted to translate the text to English and to edit the coffee table book, and therefore I was invited to attend the event on August 12. I went with the group that departed from Darwis Triadi School of Photography, Jakarta, on Friday, August 11, by a tour bus that brought us to Padalarang area, West Java.
We stayed in Mason Pine Hotel in Kota Baru Parahyangan and followed the warming up program that night. The next day, the opening ceremony of the exhibition was held in Balé Paré, and continued with a photography workshop with the maestro himself, Darwis Triadi. The event went on until 5 p.m. but I went with the women photographers for a photo-hunt trip to Stone Garden, about 20-minute drive from Kota Baru Parahyangan. Read more about it here.
me and Bunda (Mrs. Hermandari), the oldest woman photographer here |
17 Pertiwi is a form of appreciation by the JPS and its sponsor partners to give credit to all women and the Mother Earth. Although created by the hands of (mostly) housewives, the results of the photos are the best photo collection of Indonesia I have ever seen. I wasn't expecting this at all; the gentle features of these ladies could produce such spectacular photo works, which would amaze everyone who sees it.
Even Mr. Soedjai Kartsasmita, the general director of JPS, admitted that the works of these ladies far exceeded his own works and of his male photographers partners' (which are compiled on the previous photography book I worked on: Imagination.) This is a proof that women are not weak creatures as how they are generally viewed. Women also capable to create beautiful works that are equal with (and sometimes exceed) the men.
Rahayu _/|\_
0 comments
Terima kasih sudah memberi komentar. Mohon kesabarannya menunggu saya baca dan balas komennya ya. Rahayu.