Kamisan PBK: Menjadi Sehat-Aktif Sampai Usia Lanjut

14:04


Seperti biasa, kami para penulis PBK berkumpul pada hari Kamis untuk acara diskusi/sharing bersama. Kali ini (31 Agustus 2017) temanya kesehatan, dengan judul khusus 'Menjadi Sehat-Aktif Sampai Usia Lanjut' yang terinspirasi dari buku karangan Prof. Wimpie Pangkahila, Tetap Muda, Sehat dan Berkualitas.

Walau Prof. Wimpie berhalangan hadir (karena domisili di Bali), tapi ada video rekaman yang diputar sebagai perwakilan beliau. Sebagai tambahan, dr. Michael Triangto berbagi tips merawat kesehatan sejak muda hingga usia lanjut.

Selain dr. Michael, ada juga Prof. Saparinah Sadli yang berbagi pengalaman beliau yang masih sangat aktif hingga usia 91 tahun hari ini (dan baru merayakan ultah ke-91-nya tanggal 24 Agustus kemarin), juga Ibu Myra Sidharta (yang masih jalan-jalan ke Amerika tanpa didampingi), Pak Roesdiono Soedibyo dan Pak Chappy Hakim. Semua berbagi tips yang sama: tetap aktif bekerja sambil bersantai (bergerak) membuat tubuh jadi lebih bugar. Intinya: tetaplah bergerak!


Selain acara utama, di bagian meja resepsionis telah disediakan alat pengukur kesehatan dari tim TANITA. Kami semua diwajibkan mengukur tubuh di timbangan khusus dan dari situ mereka bisa mendapatkan hasil yang cukup detail mengenai kesehatan masing-masing: dari tinggi dan berat badan, kami bisa tahu tingkat BMI (Body Mass Index), lemak tubuh, massa tulang, kandungan air dalam tubuh, massa otot, BMR (Basal Metabolic Rate), usia metabolis, dan tingkat lemak organ dalam tubuh.

Dari situ, kita bisa menilai dan memperbaiki kekurangan tubuh kita. Salah satu dari kami, perempuan usia 30 tahun yang baru saja melahirkan, punya usia metabolisme 48 tahun. Sementara Ibu Saparinah Sadli, dengan usianya yang menakjubkan 91 tahun, usia metabolismenya 83 tahun. Kenapa bisa begitu? Itu semua tergantung dengan gaya hidup dan pola makan kita. Diet yang tepat, olahraga teratur, dan kesehatan pikiran mempengaruhi usia tubuh kita. Untungnya, usia metabolisme saya hanya lebih tua 2 tahun dari usia saya sesungguhnya. Tapi ini artinya saya masih harus lebih banyak olahraga untuk membuat tubuh saya lebih muda!

Saya selalu suka acara Kamisan. Walau terkesan serius dengan setting-an seminar, tapi selalu ada hal baru saya dapatkan di acara-acara Kamisan PBK. Dan, walau berasal dari berbagai profesi berbeda, tentunya juga etnis dan agama berbeda, kami dipersatukan dalam kehangatan keluarga khas grup Kompas Gramedia. Ini yang selalu membuat saya merasa bahwa PBK adalah rumah lain untuk saya. Karena di sini, kami saling berbagi. Jadi tidak sabar untuk acara Kamisan berikutnya!

Hasil pengukuran tubuh saya | My body measurement 



PBK's Thursday Meeting: To Be Healthy & Active Until Old Age


As usual, the writers and editors of PBK gather on a Thursday for a discussion/sharing session. This time (August 31, 2017) the theme was health, and specially titled 'To Be Healthy & Active Until Old Age' that was inspired by Prof. Wimpie Pangkahila's book, Tetap Muda, Sehat dan Berkualitas. 

Even though Prof. Wimpie couldn't come (he stays in Bali), but a video was played on behalf of him. As addition, dr. Michael Triangto shared tips on how to maintain health since early age so we could survive to old age.

Besides dr. Michael, there were also Prof. Saparinah Sadli who shared her experience to become very active until 91 years old (her 91st birthday was only last week on August 24), as well as Mrs. Myra Siddharta (who still traveled to the USA without company), Mr. Roesdiono Soedibyo and Mr. Chappy Hakim. Everyone of them shared the same tips: being actively working and relaxing (to move) will make the body fit. The point is: keep on moving!




Apart from the main event, on the receptionist area, a health measurement tool was prepared from the TANITA team. We all had to measure our body on a special scale and from there they could get a detailed result of our health: from our height and weight, we could see our BMI (Body Mass Index), body fat, bone mass, total body water, muscle mass, BMR (Basal Metabolic Rate), metabolic age, and visceral fat rating.

From there, we could rate and fix our body 'flaws'. One of us, a 30-year old woman who just gave birth, has a metabolic age of 48-year old. Meanwhile, Mrs. Saparinah Sadli, with her 91-year old age, has a metabolic age of 83-year old. How could that be? It was all depends on our lifestyle and eating habit. The right diet, regular workout, and healthy mind could affect our body age. Luckily, my metabolic age is only 2 years older than my own age. But this means I still had to workout more to make my body younger!




I always like the Kamisan event. Even it looks so serious with the setting of a seminar, but there are always new things I could learn from PBK's Kamisan events. And, although we all came from different professions, and of course different ethnicity and religions, we are all united by the warmth of family, as the main character of Kompas Gramedia group. This is what always makes me feel that PBK is my other home. Because in here, we share with each other. Now I can't wait for our next Kamisan!



Rahayu,

Victoria

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah memberi komentar. Mohon kesabarannya menunggu saya baca dan balas komennya ya. Rahayu.

Popular Posts

Follow Me

Foto & Kopi Insta Feed

Subscribe