Renungan: Kenapa Selalu Saya?
12:00Pertanyaan ini mungkin akan kamu pertanyakan cepat atau lambat. Buat saya, pertanyaan ini muncul sejak masuk kuliah. Saya nggak terlalu ingat kenapa, tapi saya ingat berkonsultasi pada Kak Keyren, dosen kelas Character Building kami. Jadi itu sekitar tahun 2002, atau saat saya usia 17-18 tahun.
(If you don't understand, read the English version here.)
Saya ingat bertanya padanya:
Kenapa saya selalu jadi orang yang paling peduli tapi nggak pernah dapet apa-apa sebagai balasannya?
Kenapa orang-orang selalu menghilang ketika saya membutuhkan mereka, sementara saya selalu ada waktu mereka membutuhkan saya?
Saya nggak terlalu ingat apa jawaban Kak Keyren saat itu. Tapi jawaban yang bener-bener bikin saya puas datang bertahun-tahun kemudian, melalui proses hidup yang terjadi selama tahun-tahun itu. Dan apa yang membuat jawaban itu mengena di hati saya, karena saya mempelajarinya lewat kejadian-kejadian dan pengalaman hidup.
Sepanjang tahun-tahun itu, saya menemukan formula hidup ini: Kita paling peduli karena kita diberkati dengan hati yang besar, dan adalah tugas kita untuk menolong orang lain dengan berkat yang kita miliki. Kita semua punya berkat dan tugas kita masing-masing. Juga talenta dan semangat. Dan ini adalah alat-alat yang bisa kita gunakan untuk menolong orang lain (baca post saya sebelumnya.)
via topbestalternatives |
Saya ingat membaca komik The Smurf, dimana para Smurf mengeluh pada Papa Smurf kenapa mereka harus selalu membuatkan baju untuk orang lain, memasak untuk orang lain, dan seterusnya (saya lupa kasus sebenarnya tapi ini yang saya ingat) lalu Papa Smurf membuat mereka semua melakukan segalanya sendiri. Lalu semuanya jadi kacau karena pada akhirnya mereka sadar kalau mereka memang tampak serupa, tapi kemampuan yang mereka miliki tidak sama.
Ada yang hebat dengan puisi atau menggambar, ada yang hebat dengan mesin atau pekerjaan berat. Ada yang jago berpikir, ada yang hebat dalam melakukan. Mereka diciptakan dengan keunikan masing-masing dan berkat talenta yang berbeda. Jadi jika mereka mencoba untuk melakukan hal-hal seorang diri jadinya kacau; ketika mereka bekerja sama membantu satu sama lain, ada harmoni yang tercipta. Maka dari itu mereka melanjutkan melakukan hal-hal seperti yang mereka selalu lakukan: fokus pada kemampuan masing-masing dan membantu orang lain dengan itu.
Saya pikir ini adalah pelajaran yang sangat baik untuk anak-anak (saya baca ini waktu masih kecil) bahwa semua orang dilahirkan berbeda dan unik, tetapi juga belajar bahwa kita tidak hidup untuk diri kita sendiri. Kita hidup untuk membantu orang lain dengan apa yang kita punya. Kalau kita punya uang, baik adanya kalau kita berbagi dengan yang kurang mampu. Dan kita bisa selalu membantu orang lain dengan keahlian kita. Tapi bisa juga kita nggak punya uang maupun keahlian apa pun, tapi kita punya waktu. Nggak apa-apa -- malah itu jauh lebih berharga -- karena waktu tidak bisa kembali. Dan jika kita 'cuma' punya kepedulian dan pengertian, itu sudah lebih dari cukup untuk mulai membantu orang lain. Dan kita nggak akan pernah kekurangan hal-hal ini.
Dalam salah satu artikel favorit saya tentang horoskop tertulis:
via themindsjournal |
"Padamu Pisces Aku memberimu tugas paling sulit. Aku mau kamu mengumpulkan semua kesedihan di dunia dan mengembalikannya padaKu. Air matamu akan menjadi Air MataKu. Kesedihan yang kamu serap adalah efek dari ketidakmengertian manusia terhadap Rencana Ku, tetapi kamu harus memberi mereka semangat untuk mencoba kembali. Untuk tugas paling sulit ini Aku juga memberimu berkat paling indah. Kamu akan menjadi satu-satunya dari keduabelas Anak-AnakKu yang bisa memahami Aku. Berkat Pemahaman adalah untukmu, Pisces, karena ketika kamu berusaha menyebarkannya pada orang banyak, mereka tidak akan mendengarmu."
Saya rasa ini adalah artikel yang paling menyejukkan hati saya dengan 'jawaban' yang saya cari, tapi mungkin kamu bukan seorang Pisces jadi artikel ini tidak berarti apa-apa untukmu (cek 'jawaban'mu di sini!) Tapi nggak masalah. Kita semua punya tugas dan nilai sendiri dalam hidup, jadi saya nggak akan bilang kalau kita mirip atau mendoktrinmu dengan apapun. Baca terus aja...
Oh ya, artikel ini juga memberi tahu saya alasan kenapa tidak ada seorang pun yang bisa benar-benar mengerti mellow-nya Pisces. Saya rasa itu sebabnya saya selalu merasa kesepian dan disalahpahami... sampai saya menemukan jawaban yang menciptakan pemikiran yang disebut sebagai 'inner peace'. Dan dengan itu, saya rasa menjadi tugas seorang Pisces untuk memberi pemahaman pada seluruh umat manusia dengan bahasa yang dimengerti oleh semua: seni.
Jadi saya rasa tugas kita bukan untuk menguliahi orang dengan pengetahuan ini atau dengan berkat apapun yang kita miliki. Orang-orang nggak akan ngedengerin, atau mereka nggak akan ngerti juga. Tapi kita harus mengolahnya dan mengubahnya menjadi seni, jadi orang-orang akan tahu dan paham dengan rasa mereka. Saya rasa ini sebabnya banyak Pisces yang jadi seniman: pujangga, pelukis, pematung, penari, pemusik, dan bahkan penulis novel. Beberapa dari kita tidak punya kemampuan untuk menyampaikan maksud kita, makanya kita tunjukkan saja.
Cukup tentang Pisces, nah sekarang gimana tentang kamu? Kembali ke artikel tadi, kamu semua diberkati dengan salah satu ini: Kepercayaan Diri, Kekuatan, Pengetahuan, Keluarga, Kehormatan, Kemurnian Pikiran, Cinta, Tujuan, Kelimpahan Tak Terbatas, Tanggung Jawab, atau Kebebasan. Setiap berkat punya kekuatannya sendiri, tapi juga punya kelemahan. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mempelajari berkat ini, untuk mengendalikan dan menguasainya, dan menggunakan ini sebagai alat untuk menolong orang lain.
Cukup tentang Pisces, nah sekarang gimana tentang kamu? Kembali ke artikel tadi, kamu semua diberkati dengan salah satu ini: Kepercayaan Diri, Kekuatan, Pengetahuan, Keluarga, Kehormatan, Kemurnian Pikiran, Cinta, Tujuan, Kelimpahan Tak Terbatas, Tanggung Jawab, atau Kebebasan. Setiap berkat punya kekuatannya sendiri, tapi juga punya kelemahan. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mempelajari berkat ini, untuk mengendalikan dan menguasainya, dan menggunakan ini sebagai alat untuk menolong orang lain.
via Pinterest |
Pergilah ke Sagitarius kalau kamu lagi pengen dihibur, atau ke Aquarius kalau pengen ngerasa lepas. Pergi ke Gemini kalau pengen tahu banyak hal, dan ke Libra kalau pengen berasa dicintai. Datangi Virgo untuk kebijaksanaan, atau ke Leo untuk belajar tentang martabat. Dan seterusnya. Ini semua adalah perlengkapan yang Tuhan persiapkan bagi kita untuk bertahan hidup: belajar dari satu sama lain demi mencapai pemahaman lebih tinggi tentang hidup.
Jadi saya harap sudah tidak ada lagi pertanyaan 'kenapa saya?' ke depannya untuk kita semua. Kita 'dibekali dengan berkat' tergantung kapasitas dan karakter kita. Kita 'dipilih' untuk melakukan tugas-tugas tertentu karena kita memang mampu melakukan itu, dan mungkin adalah satu-satunya orang yang bisa melakukannya. Itu sebabnya kenapa kadang rasanya kita terus memberi tanpa pernah menerima kembali. Satu hal yang kita harus ingat, kita menerimanya dari orang lain dalam bentuk yang berbeda.
Kita rasanya terus-terusan ngasih makanan dan uang, tapi kita mendapat kebahagiaan dan kedamaian sebagai gantinya. Kita rasanya terus-terusan ngasih keahlian dan waktu kita, tapi kita mendapat uang sebagai bayaran, atau koneksi baru, atau kesempatan langka, atau hal lain yang kadang kita tidak sadari sebagai ganjarannya. Yang sebenarnya terjadi seperti ini: Tuhan memenuhi kita dengan kemampuan tak terbatas tentang satu hal (yang kita sebut sebagai talenta atau kelebihan) supaya kita bisa terus memberikannya pada orang lain; lalu kita akan menerima hal lain sebagai gantinya jadi kita tidak pernah kosong. Tapi kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Hidup perlu dijalani dengan kerjasama yang baik.
via Bedok Church Tampines |
Dan kalau pertanyaan ini muncul dalam konteks lain, seperti 'Kenapa aku dicobai seperti ini? Kenapa Tuhan membiarkan ini terjadi padaku? Kenapa aku?' jawabannya simpel: karena kamu bisa melewati ini semua. Selalu ingat kalau Tuhan tidak akan mencobai melebihi kemampuan kita. Jadi kita semua sudah dilengkapi dengan peralatan yang tepat di dalam diri kita untuk melewati semua ini. Dan ketika beban ini terasa terlalu berat, kamu bisa selalu mencari bantuan.
Dan kalau hal berikut yang kamu pikirkan adalah 'Tuhan tidak sayang sama saya karena Dia membiarkan ini terjadi pada saya', jawabannya adalah: Tidak. Tuhan begitu mencintaimu sehingga Dia membiarkan ini semua terjadi untuk mengajarkanmu kekuatan, ketekunan, iman, pengharapan, dan kasih. Tuhan begitu mencintaimu sehingga Dia menggunakan kisahmu untuk menginspirasi yang lain, untuk menunjukkan pada dunia kapasitasmu, akan seberapa besar kekuatan yang ada dalam diri manusia jika dia punya iman.
Jadi semuanya tergantung kita untuk menyikapinya; untuk kalah atau menang mengatasi cobaan, dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk menyatakan kemuliaanNya. Saya harap pesan ini bisa menginspirasi dan mengingatkan kita semua untuk terus berbuat kebaikan dan untuk menyebarkan cinta kasih ke manapun kita pergi. Tuhan berkati. God bless. Namaste. Rahayu.
0 comments
Terima kasih sudah memberi komentar. Mohon kesabarannya menunggu saya baca dan balas komennya ya. Rahayu.